Cara Iran Jebol Sistem Pertahanan Udara Israel – Sistem pertahanan udara berlapis yang dibanggakan Israel terbukti telah gagal menahan serangan rudal Iran dalam konflik terbaru antar kedua negara. Banyak rekaman video yang beredar memperlihatkan rudal Iran menghantam kota-kota Israel tanpa mampu dicegat, menyebabkan kerusakan dan korban jiwa.
Pasukan Garda Revolusi Iran (IRGC) pada Senin, (16/6/2025) mengklaim telah menemukan metode baru untuk menjebol sistem pertahanan udara Israel, yang terdiri dari Iron Dome, Arrow, dan David’s Sling, selain juga rudal Patriot buatan AS. Kini bukti baru menunjukkan bahwa klaim tersebut tidak main-main.
Cara Iran Jebol Sistem Pertahanan Udara Israel – Video baru yang beredar bahkan menunjukkan rudal Israel yang seharusnya mencegat serangan Iran menembaki posisinya sendiri, beberapa jatuh menghantam pemukiman warga.
Sistem Pertahanan Udara
Taktik Iran Jebol Pertahanan Udara Israel
Pakar militer dan sejarawan pertahanan udara Rusia, Yuri Knutov mencoba menjelaskan metode yang digunakan Iran untuk menjebol sistem pertahanan udara Israel. Menurutnya, Iran membuat pertahanan udara Israel kewalahan dengan menerobos sistem transmisi dan koreksi data di awal peluncuran.
“Berdasarkan rekaman yang dirilis, tampaknya Iran mampu menerobos sistem sinyal transmisi dan koreksi data pada tahap awal ketika rudal terbang, menggunakan sistem pemandu inersia. Akibatnya, sistem tersebut salah mengarahkan rudal, bukan ke sasaran yang dituju, tetapi ke baterai rudal permukaan-ke-udara milik Israel sendiri, yang menyebabkan serangan terhadap mereka,” terang Knutov, sebagaimana dilansir Sputnik.
Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa serangan Iran meliputi lebih dari 100 pesawat nirawak Shahed yang digunakan untuk taktik penyerbuan atau swarm dan rudal balistik tipuan dengan menggunakan rudal balistik tipe lama, yang bertujuan untuk membuat pertahanan udara Israel kewalahan dan menghabiskan rudal pencegat pada sistem tersebut. Setelah itu barulah Iran menggunakan rudal hipersonik Fattah yang tidak dapat dihentikan oleh sistem pertahanan Arrow/PAC-3 israel.
Taktik ini menyebabkan tingkat intersepsi Iron Dome turun drastis menjadi hanya 10-15%.
“Penggunaan pengacauan (jamming) terhadap rudal permukaan-ke-udara dan sistem pertahanan rudal sebenarnya merupakan taktik yang cukup lama. Selama Perang Vietnam, Amerika menggunakan pengacauan untuk mengelabui rudal berdasarkan jarak, sudut, dan banyak metode gangguan aktif lainnya. Pemancar khusus dikerahkan untuk menciptakan ilusi keberadaan pesawat di layar radar stasiun pemandu rudal Vietnam,” kata Knutov.
“Selama konflik Arab-Israel tahun 1970 dan 1973, teknik pengacauan serupa digunakan oleh pilot Israel dan Mesir, serta pilot Soviet yang membantu Mesir,” tambahnya.
Kelemahan Besar Iron Dome
Rudal hipersonik Fattah Iran dan balistik berpemandu Haj Qassems menghantam target-target penting Israel, termasuk Markas Besar Kementerian Pertahanan dan pangkalan udara utama yang menampung jet tempur F-35 dan F-16. Meskipun Israel memasarkan sistem pertahanan canggihnya, sistem Arrow dan Patriot gagal menghentikannya.
Iran juga menyebarkan umpan dengan sangat efektif sehingga serangan Israel berulang kali mengenai target palsu.
Selain itu Iron Dome juga memiliki kelemahan besar karena hanya mencakup wilayah seluas 144 km persegi dan meski ampuh untuk mencegat roket tunggal seperti yang digunakan Hamas, sistem ini tidak dapat menangani serangan massal.
Faktor teknologi hipersonik Iran juga memainkan peranan karena rudal Fattah dapat mencapai Israel dalam 7 menit, sedangkan Iron Dome membutuhkan 11 menit untuk mengisi ulang.
Iran juga telah belajar dari serangan Israel sebelumnya dan meningkatkan taktik, membangun pusat komando cadangan dan manuver yang lebih efisien untuk meningkatkan peluang keberhasilannya.