Inflasi Rendah, Inflasi menjadi salah satu ukuran umum dalam menilai tingkat daya beli masyarakat, terutama di negara berkembang seperti Indonesia. Inflasi adalah tingkat kenaikan harga barang secara agregat. Saat, inflasi rendah atau turun di negara berkembang, umumnya dinilai ada pelemahan daya beli. Sebab, harga barang secara agregat turun karena penumpukan supply.
Inflasi rendah sering dianggap sebagai indikator perekonomian yang sehat. Namun, Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Republik Indonesia menegaskan bahwa rendahnya inflasi tidak selalu mencerminkan tingginya daya beli masyarakat. Sebaliknya, bisa jadi hal tersebut justru menunjukkan adanya tekanan terhadap daya beli, terutama di kalangan kelompok menengah-bawah. Artikel ini akan membahas lebih dalam mengenai fenomena ini, dampaknya terhadap perekonomian, serta langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengatasinya.
Memahami Inflasi dan Daya Beli
Apa Itu Inflasi?
Inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa secara umum dalam periode tertentu. Inflasi yang moderat dianggap sehat karena mencerminkan pertumbuhan ekonomi. Namun, inflasi yang terlalu tinggi atau rendah dapat menimbulkan masalah.
Apa Itu Daya Beli?
Daya beli adalah kemampuan masyarakat untuk membeli barang dan jasa. Daya beli yang kuat menunjukkan bahwa masyarakat memiliki pendapatan yang cukup dan stabil, sehingga dapat mendukung konsumsi barang dan jasa.
Fenomena Inflasi Rendah dan Dampaknya
Tren Inflasi Rendah di Indonesia
Pada tahun 2024, Indonesia mencatatkan inflasi tahunan sebesar 1,57%, terendah sejak 1958 . Fenomena ini menimbulkan pertanyaan: apakah inflasi rendah mencerminkan stabilitas ekonomi, atau justru menandakan adanya masalah dalam perekonomian?
Penyebab Inflasi Rendah
Rendahnya inflasi dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
- Kelebihan Pasokan Barang dan Jasa: Jika pasokan barang dan jasa melebihi permintaan, harga cenderung stabil atau turun.
- Penurunan Permintaan Masyarakat: Jika daya beli masyarakat menurun, permintaan terhadap barang dan jasa juga akan berkurang, sehingga menekan laju inflasi.
- Kebijakan Pemerintah dan Bank Indonesia: Kebijakan moneter dan fiskal yang ketat dapat menahan laju inflasi.
Dampak Inflasi Rendah terhadap Perekonomian
Meskipun inflasi rendah dapat menurunkan biaya hidup, kondisi ini juga dapat menimbulkan dampak negatif, antara lain:
- Menurunnya Pendapatan Produsen: Harga yang stabil atau turun dapat mengurangi pendapatan produsen, sehingga mereka enggan untuk meningkatkan produksi.
- Penurunan Investasi: Ketidakpastian ekonomi akibat inflasi rendah dapat menurunkan minat investor untuk menanamkan modal.
- Tantangan bagi UMKM: Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang bergantung pada permintaan domestik dapat mengalami penurunan omzet akibat rendahnya konsumsi masyarakat.
Analisis Daya Beli Masyarakat
Indikator Daya Beli
Daya beli masyarakat dapat dianalisis melalui beberapa indikator, antara lain:
- Indeks Keyakinan Konsumen (IKK): Mengukur tingkat optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi.
- Konsumsi Rumah Tangga: Menunjukkan tingkat pengeluaran masyarakat untuk barang dan jasa.
- Pendapatan Per Kapita: Mengukur rata-rata pendapatan yang diterima oleh setiap individu dalam suatu negara.
Tren Penurunan Daya Beli
Data menunjukkan bahwa sejak pandemi COVID-19, daya beli masyarakat, terutama di kalangan kelas menengah-bawah, mengalami penurunan. Hal ini tercermin dari:
- Penurunan Konsumsi Rumah Tangga: Konsumsi rumah tangga cenderung tumbuh di bawah 5%, dengan pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada kuartal I 2024 sebesar 4,91% .
- Penurunan Pendapatan Riil: Rata-rata upah aktual terhadap upah minimum terus mengalami penurunan, dari 1,20 pada 2016 menjadi 0,95 pada 2024 .
- Meningkatnya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK): Jumlah PHK meningkat signifikan, dari 64.855 orang pada 2023 menjadi 77.965 orang pada 2024, atau naik 20,21% .
Hubungan Inflasi dan Daya Beli
Meskipun inflasi rendah, jika daya beli masyarakat menurun, maka konsumsi barang dan jasa juga akan berkurang. Hal ini dapat menyebabkan stagnasi ekonomi dan menurunnya pertumbuhan ekonomi nasional.
Tanggapan Pemerintah
Kebijakan Pemerintah untuk Menjaga Daya Beli
Pemerintah telah mengambil beberapa langkah untuk menjaga daya beli masyarakat, antara lain:
- Pemberian Insentif Fiskal: Pemerintah memberikan insentif fiskal untuk sektor-sektor tertentu guna mendorong konsumsi dan investasi.
- Pengendalian Harga Pangan: Melalui Tim Pengendali Inflasi Pusat/Daerah (TPIP/D), pemerintah mengendalikan harga pangan untuk menjaga stabilitas harga barang kebutuhan pokok .
- Program Perlindungan Sosial: Pemerintah meluncurkan berbagai program perlindungan sosial untuk membantu masyarakat yang terdampak ekonomi.
Optimisme Pemerintah
Meskipun inflasi rendah, pemerintah tetap optimis terhadap kondisi perekonomian. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Agustus 2024 tercatat sebesar 124,4, lebih tinggi dibandingkan 123,4 pada bulan sebelumnya, menunjukkan bahwa masyarakat masih optimis terhadap kondisi ekonomi .
Kesimpulan
Inflasi rendah tidak selalu mencerminkan tingginya daya beli masyarakat. Sebaliknya, rendahnya inflasi dapat menjadi indikasi adanya tekanan terhadap daya beli, terutama di kalangan kelompok menengah-bawah. Pemerintah perlu terus memantau kondisi ekonomi dan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk menjaga daya beli masyarakat, guna mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.