Ikan Tuna Ditangkap RI Dengan Cara Tradisional , Ini Alasannya

Ikan Tuna,  Indonesia kini kembali menggunakan teknik tradisional untuk menangkap tuna, yakni dengan pancing ulur. Apakah ini berarti ada kemunduran dalam dunia perikanan nasional?

Ikan Tuna

Ikan tuna merupakan salah satu komoditas laut andalan Indonesia yang memiliki nilai ekonomi tinggi di pasar internasional. Menariknya, sebagian besar ikan tuna di Indonesia masih ditangkap menggunakan cara tradisional. Mengapa metode ini tetap dipertahankan di tengah modernisasi industri perikanan? Berikut alasannya.

Menjaga Kualitas Ikan Tuna

Salah satu alasan utama penggunaan metode tradisional dalam menangkap ikan tuna adalah untuk menjaga kualitas hasil tangkapan. Nelayan Indonesia umumnya menggunakan teknik pole and line (pancing ulur) dan handline (pancing tangan), yang memungkinkan ikan ditangkap satu per satu tanpa merusak dagingnya. Berbeda dengan alat tangkap massal, metode ini menghindari stres berlebih pada ikan sehingga kualitas daging tetap segar dan premium — syarat utama untuk pasar ekspor seperti Jepang dan Amerika Serikat.

Praktik Berkelanjutan dan Ramah Lingkungan

Metode tradisional juga dinilai lebih ramah lingkungan. Dengan menangkap ikan satu per satu, nelayan bisa menghindari tangkapan sampingan (bycatch) yang merusak populasi spesies lain. Ini mendukung prinsip penangkapan berkelanjutan (sustainable fishing) yang kini menjadi perhatian utama dunia. Banyak konsumen internasional mulai memilih produk laut yang bersertifikat lestari, dan cara tradisional ini memberi nilai tambah pada ekspor tuna Indonesia.

Memberdayakan Nelayan Lokal

Menggunakan cara tradisional berarti memberdayakan nelayan kecil dan komunitas pesisir. Teknik ini tidak membutuhkan investasi besar dalam teknologi modern, sehingga lebih inklusif bagi masyarakat lokal. Selain itu, pengelolaan berbasis tradisional sering kali melibatkan kearifan lokal dalam menjaga keseimbangan ekosistem laut.

Memenuhi Standar Pasar Global

Pasar global kini semakin selektif terhadap asal-usul produk perikanan. Sertifikasi seperti MSC (Marine Stewardship Council) atau Fair Trade menilai aspek keberlanjutan dan tanggung jawab sosial. Tuna yang ditangkap dengan teknik tradisional lebih mudah memenuhi standar ini, membuka peluang ekspor yang lebih luas dan harga jual yang lebih tinggi.

Tantangan dan Upaya Pengembangan

Meskipun memiliki banyak keunggulan, teknik tradisional juga menghadapi tantangan seperti keterbatasan volume produksi dan kebutuhan peningkatan teknologi pendukung (seperti cold storage di kapal). Pemerintah Indonesia melalui berbagai program mendukung nelayan tradisional agar mampu meningkatkan produktivitas tanpa mengorbankan prinsip keberlanjutan.

Kesimpulan

Penangkapan ikan tuna secara tradisional di Indonesia bukan sekadar warisan budaya, tetapi juga strategi menjaga kualitas, kelestarian laut, serta pemberdayaan masyarakat pesisir. Dengan terus mengembangkan praktik ini secara bertanggung jawab, Indonesia berpotensi mempertahankan posisinya sebagai salah satu eksportir tuna terbaik di dunia.

bar188

 

 

Tags:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*