Raden Wijaya Menyerahkan Diri ke Kerajaan Kediri – Raden Wijaya memikirkan strategi baru pasca selamat dari kehancuran Kerajaan Singasari. Ia yang berhasil kabur melarikan diri ke Madura untuk memenuhi Arya Wiraraja, seorang adipati di Madura, akhirnya memikirkan perjalanan hidup berikutnya.
Raden Wijaya dan Arya Wiraraja mengatur strategi untuk memancing Jayakatwang. Tapi sang menantu Raja Singasari terakhir itu lantas diminta oleh Arya Wiraraja untuk mengumumkan penyerahan diri dan kesediaannya jadi pengabdi baru Jayakatwang di Kerajaan Kediri.
Raden Wijaya juga bertekad melakukan apapun untuk menyenangkan hati dan merebut perhatian Raja Jayakatwang, diam-diam ia juga akan mempelajari sebanyak mungkin kekuatan dan kelemahan lawan Jayakatwang. Hal ini demi menentukan skenario kemungkinan melakukan serangan balik ke Daha, sebelum akhirnya mendirikan Kerajaan Majapahit.
Raden Wijaya Menyerahkan Diri ke Kerajaan Kediri – Dikutip dari “Gayatri Rajapatni : Perempuan Dibalik Kejayaan Majapahit’, setelah memenangkan kepercayaan Jayakatwang, Raden Wijaya akan mengajukan permohonan meninggalkan ibu kota dan pergi ke hutan Tarik yang kira-kira terletak di antara Kediri dan Madura, untuk membangun sebuah hutan berburu yang akan diberikan kepada sang raja.
Sebenarnya, ia akan membersihkan daerah itu dan mendirikan sebuah desa baru dengan bantuan tenaga kerja dari Madura. Desa baru ini akan berperan sebagai basis rahasia yang nantinya akan menampung para pengikut setia Singhasari. Di bawah pimpinan Wijaya, mereka akan membangun kembali kekuatan, sembari menanti kesempatan untuk menggulingkan pemerintahan yang kini berkuasa.
Raden Wijaya
Dengan bantuan Arya Wiraraja, Pangeran Wijaya dan Raja Jayakatwang saling mengirim pesan. Jayakatwang sepakat menerima penyerahan diri Raden Wijaya, dan menyambutnya secara terhormat sebagai seorang pangeran dan keturunan ningrat ternama Jawa.
Kedatangan Raden Wijaya dan pengikutnya ke Kediri disambut meriah dengan arak-arakan megah. Raden Wijaya dikawal sendiri oleh Arya Wiraraja, hingga ke perbatasan dan telah disambut oleh para menteri Jayakatwang. Para menteri ini kemudian mengantar Wijaya ke ibu kota.
Begitu penyerahan diri ini secara resmi usai, perayaan besar-besaran digelar, hidangan disuguhkan dan turnamen diselenggarakan dengan para petinggi kerajaan Kediri memerankan saingan Singasari mereka dalam sebuah lakon perdamaian antara faksi-faksi yang saling berperang.
Semua orang diundang menyaksikan tontonan megah yang diadakan di Daha, Ibu Kota Kediri. Sementara itu, semenjak keruntuhan Singhasari, Gayatri dan pelayannya tetap bersembunyi tanpa melepas penyamaran mereka. Hal ini agar Jayakatwang tak tahu siapa sebenarnya Gayatri.