Ancam Umat Manusia, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan potensi bencana yang mengancam bumi, termasuk Indonesia. Apalagi, pada tahun 2024, suhu bumi catat level terpanas sepanjang sejarah umat manusia. Karena itu, BMKG mengajak pemuka agama dan pemimpin komunitas ikut turun tangan membantu menanggulangi krisis iklim. Yakni, dengan menanamkan nilai-nilai moral dan spiritual kepada masyarakat.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan bahwa malapetaka yang sering terjadi, seperti gempa bumi, banjir, dan siklon tropis, tidak hanya disebabkan oleh fenomena alam semata, tetapi juga oleh perilaku manusia. Dalam konteks ini, peran pemuka agama sangat penting untuk memberikan pemahaman kepada umat agar lebih peduli terhadap lingkungan dan menghindari perilaku yang dapat merusak alam.
Malapetaka sebagai Ancam Umat Manusia, Peringatan dari Allah
Dalam ajaran Islam, bencana alam dianggap sebagai peringatan dari Allah SWT atas perilaku umat manusia. Seperti yang tercantum dalam Surah Ar-Rum ayat 41, “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia.” Ayat ini menunjukkan bahwa kerusakan lingkungan dan bencana alam sering kali merupakan akibat dari tindakan manusia yang tidak bertanggung jawab.Khalifah Umar bin Abdul Aziz juga pernah mengingatkan bahwa gempa merupakan bentuk teguran dan azab Allah atas hamba yang ingkar dan berbuat kezaliman. Ia menekankan pentingnya umat untuk kembali berpegang teguh pada ajaran agama dan selalu berbuat kebajikan agar terhindar dari malapetaka.
PerAncam Umat Manusiaan Pemuka Agama dalam Mitigasi Bencana
BMKG menilai bahwa pemuka agama memiliki peran strategis dalam meningkatkan literasi umat mengenai mitigasi bencana. Melalui dakwah dan syiar, pemuka agama dapat menyampaikan pesan-pesan tentang pentingnya menjaga lingkungan dan mematuhi aturan yang ada untuk mencegah terjadinya bencana. Hal ini sangat penting mengingat hampir seluruh wilayah Indonesia merupakan daerah rawan bencana.
Selain itu, BMKG juga mengadakan webinar literasi iklim lintas agama untuk membangun kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap iklim dan lingkungan. Dalam forum ini, pemuka agama dari berbagai agama bersama dengan BMKG membahas aksi nyata yang telah dilakukan untuk menjaga kelestarian lingkungan sebagai langkah adaptasi dan mitigasi terhadap potensi risiko dampak bencana hidrometeorologis.
Kerusakan Lingkungan dan Dampaknya
Kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh aktivitas manusia, seperti penebangan hutan, polusi industri, dan eksploitasi sumber daya alam secara berlebihan, dapat meningkatkan risiko terjadinya bencana alam. Sebagai contoh, banjir besar yang terjadi di berbagai wilayah sering kali disebabkan oleh penurunan kualitas lingkungan dan perubahan iklim yang dipicu oleh aktivitas manusia.
Selain itu, perubahan iklim global juga menyebabkan peningkatan frekuensi dan intensitas kejadian iklim ekstrem, seperti siklon tropis dan hujan lebat, yang dapat berujung pada bencana alam. BMKG mencatat bahwa dalam 10 tahun terakhir, kejadian siklon tropis semakin sering terjadi di wilayah tropis seperti Indonesia.
Tanggung Jawab Bersama dalam Menjaga Alam
Menjaga alam adalah tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat, dan pemuka agama. Pemerintah perlu membuat kebijakan yang mendukung pelestarian lingkungan, masyarakat harus menerapkan gaya hidup. Ramah lingkungan, dan pemuka agama harus memberikan edukasi serta motivasi kepada umat untuk menjaga alam sebagai amanah dari Tuhan.
Sebagai contoh, dalam Hari Kesiapsiagaan Bencana 2023. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, mengingatkan bahwa manusia ditugaskan oleh Tuhan untuk memelihara bumi. Ia menekankan pentingnya melakukan kesiapsiagaan dengan sungguh-sungguh dan terukur agar dapat mengurangi risiko akibat bencana yang terjadi.
Kesimpulan
Malapetaka yang sering terjadi bukan hanya akibat fenomena alam, tetapi juga akibat perilaku manusia yang tidak bertanggung jawab terhadap lingkungan. Pemuka agama memiliki peran penting dalam memberikan pemahaman kepada umat agar lebih peduli terhadap alam dan menghindari perilaku . Yang dapat merusaknya. Dengan kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan pemuka agama,. Hal ini kita dapat mencegah terjadinya bencana dan menjaga keberlanjutan lingkungan untuk generasi mendatang.